- Visit San Francisco
- Have my own school
- Go camping near the beach
- Have a library at home
- See one of my children become a doctor
- Complete my five-continents journey
- Sleep on a water bed
- See the real Panda
Before I die
I miss beach
 |
| Picture by: -dY- |
"At the beach, life is different. Time doesn't move hour to hour but mood to moment. We live by the currents, plan by the tides and follow the sun."
Sebelum, Sedang, dan Setelah Hujan
Sebelum Hujan.
Daun yang masih menyatu dengan pohon menari mengikuti alunan angin.
Daun berguguran bergulung mengikuti tarian angin.
Awan abu-abu bersesakan memenuhi langit.
Sedang Hujan.
Tetesan air berlomba turun membasahi tanah.
Bau tanah basah menyeruak keatas, terhirup, lalu memenuhi udara.
Bau paling alami yang Bumi punya.
Beberapa manusia memaki hujan.
Beberapa manusia mencintai hujan.
Setelah Hujan.
Kadang pelangi malu untuk keluar.
Mungkin bidadari sedang malas turun mandi.
Tapi, Sinar matahari kembali menerobos sela-sela awan.
Mungkin ia ingin bersinar lagi,
Atau hanya ingin memanggil uap air untuk kembali lagi kelangit,
Berkumpul, lalu hujan lagi.
Daun yang masih menyatu dengan pohon menari mengikuti alunan angin.
Daun berguguran bergulung mengikuti tarian angin.
Awan abu-abu bersesakan memenuhi langit.
Sedang Hujan.
Tetesan air berlomba turun membasahi tanah.
Bau tanah basah menyeruak keatas, terhirup, lalu memenuhi udara.
Bau paling alami yang Bumi punya.
Beberapa manusia memaki hujan.
Beberapa manusia mencintai hujan.
Setelah Hujan.
Kadang pelangi malu untuk keluar.
Mungkin bidadari sedang malas turun mandi.
Tapi, Sinar matahari kembali menerobos sela-sela awan.
Mungkin ia ingin bersinar lagi,
Atau hanya ingin memanggil uap air untuk kembali lagi kelangit,
Berkumpul, lalu hujan lagi.
3.3.01
Hai, kamu.
Sudah 14 tahun sejak kita saling tahu.
Masih berseragam putih biru.
Hanya secarik senyuman dan sejumput kata-kata.
Hai, kamu.
Sudah 10 tahun sejak kita pertama kali pacaran.
Sepuluh tahun yang mungkin tidak semua orang alami.
Berbagi waktu, tawa, kata, mimpi, janji, dan senyuman.
Proses panjang yang kadang membuat letih.
Tapi bergantian kita saling membantu untuk berdiri.
Hai, kamu.
Sudah 4 tahun sejak kita memperbaharui komitmen.
Kembali menyulam mimpi untuk selalu bersama.
Menyatukan kembali potongan kebersamaan yang sempat longgar.
Berjanji lagi untuk selalu belajar memahami.
Hai, kamu.
Hari ini kita cinta kita ulang tahun lagi.
Seperti mereka, mungkin hari-hari juga sudah lelah berhitung bersama kita.
Lama mereka bilang. Cepat kita rasa.
Setahun lagi Tuhan kasih kesempatan untuk kita.
Kesempatan untuk menangis dan tertawa.
Kesempatan untuk jatuh dan kembali bangun.
Kesempatan untuk melakukan kesalahan, belajar, lalu memaafkan.
Sama seperti kamu, aku juga selalu menunggu selamanya datang kepada kita.
Selamat ulang tahun, cinta.
Aku untuk kamu.
Kamu untuk aku.
Mencintai selamanya.
Sudah 14 tahun sejak kita saling tahu.
Masih berseragam putih biru.
Hanya secarik senyuman dan sejumput kata-kata.
Hai, kamu.
Sudah 10 tahun sejak kita pertama kali pacaran.
Sepuluh tahun yang mungkin tidak semua orang alami.
Berbagi waktu, tawa, kata, mimpi, janji, dan senyuman.
Proses panjang yang kadang membuat letih.
Tapi bergantian kita saling membantu untuk berdiri.
Hai, kamu.
Sudah 4 tahun sejak kita memperbaharui komitmen.
Kembali menyulam mimpi untuk selalu bersama.
Menyatukan kembali potongan kebersamaan yang sempat longgar.
Berjanji lagi untuk selalu belajar memahami.
Hai, kamu.
Hari ini kita cinta kita ulang tahun lagi.
Seperti mereka, mungkin hari-hari juga sudah lelah berhitung bersama kita.
Lama mereka bilang. Cepat kita rasa.
Setahun lagi Tuhan kasih kesempatan untuk kita.
Kesempatan untuk menangis dan tertawa.
Kesempatan untuk jatuh dan kembali bangun.
Kesempatan untuk melakukan kesalahan, belajar, lalu memaafkan.
Sama seperti kamu, aku juga selalu menunggu selamanya datang kepada kita.
Selamat ulang tahun, cinta.
Aku untuk kamu.
Kamu untuk aku.
Mencintai selamanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
